- Dukung Pemberdayaan Masyarakat, Elnusa Gelar Festival UMKM Ramadan
- Bank DKI Raih Apresiasi Sebagai Mitra Strategis 2023 Baznas Bazis DKI Jakarta
- Satukan Perjuangan Pekerja BUMN, FSPPB Gelar FGD dengan Forkom SP BUMN
- Presiden Jokowi Gagal Mempercepat Perpanjang IUPK PT Freeport, Bahlil Ngawur
- MG VS HEV Gebrak Pasar, Mobil SUV Hybrid Pertama Ini Dibanderol Rp 389 Juta
- Hotel Mercure Jakarta Sabang Gelar Buka Puasa Bersama & Bagikan Santunan
- AEON Mall Terbesar Di Asia Tenggara Resmi Dibuka, Berikan Promo & Hiburan Menarik
- Bank DKI Turut Serta Program SERAMBI BI 2024, Sediakan Layanan Penukaran Uang Baru
- Nikmati Bukber Khas Nusantara di Mercure Tangerang BSD City Hanya 288 Ribu
- Indonesia Rawan Bencana, Perhatikan Ini Sebelum Bikin Bangunan
Santri Gen Z di Cileunyi Bandung Sepakat Berantas Kabar Hoaks
Bandung - Peringatan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober dijadikan momen para santri Gen Z di wilayah Cinunuk untuk memberantas hoaks. Mereka menyadari, di era banjir informasi ini tak semua berita yang beredar tidak semuanya berdasarkan fakta. Apalagi info yang menyebar di sosial media.
Terkait hal tersebut, para santri Gen Z ini mengadakan acara unik, yakni upacara khusus, yang berlokasi di TPA AT-TA'AWUN RT 04/. RW 01 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Acara ini diselenggarakan oleh LPPTKA (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an) kolaborasi dengan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid indonesia).
"Dari santri untuk Indonesia, mari kita jadikan Hari Santri sebagai momentum untuk bangkit menyinari negeri ini dengan mengikuti era digitalisasi dan berantas hoaks. Karena mau tidak mau kita santri harus mengikuti perkembangan jaman," Asep Sahrudin selaku koordinator.
Asep juga mengajak kepada para santri dan para guru untuk lebih teliti dan waspada, jangan sampai termakan isu-isu yang tidak jelas. Asep dan para santri gen Z juga bertekad untuk memerdekakan santri dari hoaks.
"Dalam kitab Al-Qur'an surat al-hujarat ayat 6 yang kita kaji dan baca setiap hari ada sebuah ayat yang menyatakan, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu," terang Asep.
"Peran kalian sebagai santri penerus estafet perjuangan dan kami sebagai guru sangat penting dalam hal pemberantasan hoaks ini. Selain itu tantangan kalian sekarang bukan hanya musuh sebagai penjelmaan manusia saja, tetapi dalam media banyak berita hoaks yang harus kalian perangi untuk menjadi generasi anti hoaks dan merdeka dari itu," tambahnya.
Umi Anis Karmini (48) dari ITQAN Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung juga menuturkan, "Kalau anak anak santri suka buka ponsel secara tidak langsung pintu media terbuka dan semua jendela kemana saja langsung ada, sebagai pengasuh harus meluruskan, mendidik, mengajarkan cara memilah informasi kepada anak, karena anak itu belum bisa mengetahui itu benar dan salah dan masih polos, anak anak itu masa masa kebahagiaan jadi jangan sampai salah dalam memberikan kebahagiaan".
Umi Anis menambahkan, bahwa masalah literasi digital, khususnya pemberantasan hoaks sebetulnya bukan tantangan untuk kalangan anak-anak santri saja, tetapi termasuk orang tua dan pengasuhnya juga, yang kadang-kadang suka langsung menelan mentah-mentah tanpa memilah terlebih dahulu. ***JR/Won.
Editor: Sarwono