Santri Gen Z di Cileunyi Bandung Sepakat Berantas Kabar Hoaks

23 Okt 2022 Al-Islam
Santri  Gen Z di Cileunyi Bandung Sepakat Berantas Kabar Hoaks

Bandung - Peringatan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober dijadikan momen para santri Gen Z di wilayah Cinunuk untuk memberantas hoaks. Mereka menyadari, di era banjir informasi ini tak semua berita yang beredar tidak semuanya berdasarkan fakta. Apalagi info yang menyebar di sosial media.

Terkait hal tersebut, para santri Gen Z ini mengadakan acara unik, yakni upacara khusus, yang berlokasi di TPA  AT-TA'AWUN RT 04/. RW 01 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 

Acara ini diselenggarakan oleh LPPTKA (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an) kolaborasi dengan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid indonesia).

"Dari santri untuk Indonesia, mari kita jadikan Hari Santri sebagai momentum untuk bangkit menyinari negeri ini dengan mengikuti era digitalisasi dan berantas hoaks. Karena mau tidak mau kita santri harus mengikuti perkembangan jaman," Asep Sahrudin selaku koordinator. 

Asep juga mengajak kepada para santri dan para guru untuk lebih teliti dan waspada, jangan sampai termakan isu-isu yang tidak jelas. Asep dan para santri gen Z juga bertekad untuk memerdekakan santri dari hoaks.

"Dalam kitab Al-Qur'an surat al-hujarat ayat 6 yang kita kaji dan baca setiap hari ada sebuah ayat yang menyatakan, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu," terang Asep.

"Peran kalian sebagai santri penerus estafet perjuangan dan kami sebagai guru sangat penting dalam hal pemberantasan hoaks ini. Selain itu tantangan kalian sekarang bukan hanya musuh sebagai penjelmaan manusia saja, tetapi dalam media banyak berita hoaks yang harus kalian perangi untuk menjadi generasi anti hoaks dan merdeka dari itu," tambahnya.

Umi Anis Karmini (48) dari ITQAN Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung juga menuturkan, "Kalau anak anak santri suka buka ponsel secara tidak langsung pintu media terbuka dan semua jendela kemana saja langsung ada, sebagai pengasuh harus meluruskan, mendidik, mengajarkan cara memilah informasi kepada anak, karena anak itu belum bisa mengetahui itu benar dan salah dan masih polos, anak anak itu masa masa kebahagiaan jadi jangan sampai salah dalam memberikan kebahagiaan".

Umi Anis  menambahkan, bahwa masalah literasi digital, khususnya pemberantasan hoaks sebetulnya bukan tantangan untuk kalangan anak-anak santri saja, tetapi termasuk orang tua dan pengasuhnya juga, yang kadang-kadang suka langsung menelan mentah-mentah tanpa memilah terlebih dahulu.   ***JR/Won.

 

Editor: Sarwono




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment