- Bank DKI Raih Apresiasi Sebagai Mitra Strategis 2023 Baznas Bazis DKI Jakarta
- Satukan Perjuangan Pekerja BUMN, FSPPB Gelar FGD dengan Forkom SP BUMN
- Presiden Jokowi Gagal Mempercepat Perpanjang IUPK PT Freeport, Bahlil Ngawur
- MG VS HEV Gebrak Pasar, Mobil SUV Hybrid Pertama Ini Dibanderol Rp 389 Juta
- Hotel Mercure Jakarta Sabang Gelar Buka Puasa Bersama & Bagikan Santunan
- AEON Mall Terbesar Di Asia Tenggara Resmi Dibuka, Berikan Promo & Hiburan Menarik
- Bank DKI Turut Serta Program SERAMBI BI 2024, Sediakan Layanan Penukaran Uang Baru
- Nikmati Bukber Khas Nusantara di Mercure Tangerang BSD City Hanya 288 Ribu
- Indonesia Rawan Bencana, Perhatikan Ini Sebelum Bikin Bangunan
- BAZNAS, Bango & Royco Bagikan 50.000 Paket Buka Puasa Gratis di 24 Kota di Indonesia
Tinjauan Lingkungan Hidup 2023, Walhi Serukan Pilih Pemimpin Peduli Lingkungan
Jakarta - Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), organisasi lingkungan hidup terbesar di Indonesia meluncurkan Tinjauan Lingkungan Hidup 2023. Terdapat 5 rumusan tawaran resolusi untuk menjadi agenda bersama. Salah satunya, Walhi menawarkan konsep 'Ekonomi Nusantara' sebagai jalan keluar untuk mengembalikan fungsi lingkungan seperti sedia kala.
Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi menuturkan, jika Indonesia ingin mengembalikan fungsi lingkungan maka Ekonomi Nusantara merupakan jalan keluarnya.
“Ekonomi Nusantara, secara mendasar akan menjawab dua krisis besar saat ini yaitu krisis ketimpangan dalam kesejahteraan dan krisis lingkungan,” kata Zenzi Suhadi saat Peluncuran Tinjauan Lingkungan Hidup 2023, di Jakarta, Selasa (31/02/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Zenzi Suhadi juga mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin baik Legislatif dan Eksekutif yang peduli dengan lingkungan. Mengingat tahun 2023 merupakan momen penting dikarenakan waktunya para politisi menggalang kekuatan untuk Pemilihan Umum 2024 mendatang.
“Kami melihat meskipun terdapat pergantian presiden, namun setiap presiden masih mendukung sektor yang menguasai tambang, sawit, dan kayu,” kata Zenzi.
Dari pengamatan Walhi, pemerintah menjadi instrumen dari bisnis. “Seharusnya bisnis yang menjadi instrumen negara dalam pembangunan. Tiga tahun terakhir justru melihat lebih parah bukan hanya pemerintah yang menjadi instrumen bisnis, tetapi juga negara,” jelasnya.
Sementara Sustainable Development Goals (SDGs) yang saat ini sedang digalakkan pemerintah, belum bisa diharapkan untuk menjadi jalan ekonomi Indonesia dan belum bisa menjawab dua krisis utama yang sedang dihadapi Tanah Air.
“Salah satu yang kami bangun ekosistem ekonomi nusantara justru di wilayah yang dari tahun 2020, masyarakatnya sudah memulihkan hutan yang sebelumnya setiap tahun terus kebakaran, sekarang wilayahnya sudah pulih. Ciri khas sudah pulihnya suatu wilayah itu, satu sungainya sudah kembali jernih, debit air meningkat, suhu rata-rata areanya kembali dingin," ungkap Zenzi.
Pemulihan lingkungan ini, lanjut Zenzi perlu disertai dengan ekonomi. Peningkatan pendapatan di masyarakat.
“Kami menawarkan konsepsi ini sebetulnya bukan menawarkan konsep yang kosong atau hipotesa. Yang kami tawarkan adalah sesuatu yang nyata, yang jalan di masyarakat tetapi belum mendapatkan sentuhan kebijakan. Sentuhan fasilitas dari negara,” pungkasnya. ***(JR/Sr).
Editor: Sarwono