Berbahasa yang Baik di Internet, Tinggalkan Jejak Positif
Literasi Digital Sulawesi 2021

02 Jul 2021 Bisnis
Berbahasa yang Baik di Internet, Tinggalkan Jejak Positif

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 2 Juli 2021 di Buton, Sulawesi Tenggara.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial”.

Program kali ini menghadirkan 558 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Ketua AMSI Sumatera Utara, Agoez Perdana; pendiri sekaligus CEO Kaki Gatal Production, Suhandri Lariwu; Guru Besar Tetap Universitas Halu Oleo Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Aris Badara; dan
penyair sekaligus peneliti di Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara, Syaifuddin Gani.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Arin Swandari selaku penulis. Rangkaian Program Literasi
Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama, Agoez Perdana, membawakan tema “Keamanan Digital dan Cerdas Bermedia Sosial”. Ia mengatakan bahwa surel, media sosial, aplikasi pesan, dan mobile banking, adalah aplikasi yang sering kita akses setiap hari, apalagi di masa pandemi.

Oleh sebab itu, pengguna harus memperhatikan dan menjaga keamanan akun tersebut.

“Buatlah kata sandi yang kuat dengan kombinasi huruf kecil, kapital, angka, dan simbol. Jangan gunakan kata sandi yang sama untuk semua akun, dan hindari tanggal lahir untuk kata sandi ataupun PIN,” tutur Agoez.

Suhandri Lariwu menyampaikan materi berjudul “Berekspresi di Media Sosial, Bebas Namun Terbatas”. Menurut dia, kebebasan seseorang di internet memiliki batasan-batasan
tertentu. Itu sebabnya, etika dan etiket dalam bermedia sosial harus diterapkan.

“Media sosial bebas digunakan dengan maksimal sampai bertemu batasan. Batasan tersebut adalah etikab berjejaring” kata Suhandri

Pemateri ketiga Aris Badara, membawakan tema tentang “Penggunaan Bahasa yang Baik di Dunia Digital: Meminimalisasi Fenomena Netspeak”. Aris dalam presentasinya menyampaikan soal ragam bahasa termasuk di media sosial seperti ‘netspeak’ yang mengubah
tatanan bahasa, misalnya pada kalo (kalau), mo (mau), ciyus (serius), dan bingits (banget).

“Bahasa (karena internet dan media sosial) juga mengalami disrupsi, sebagaimana bidang lainnya,” ungkap Aris.

Syaifuddin Gani, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Era Digital”. Ia mengungkapkan, jejak digital secara sederhana diartikan sebagai tapak datang yang tertinggal usai beraktivitas di internet. Beberapa hal yang perlu dihindari agar
jejak digital tidak menjadi konsumsi publik di kemudian hari di antaranya masalah pribadi, isu SARA, dan foto atau video tidak pantas.

“Dahulukan akal sebelum jempol. Perbanyak mengunggah konten berfaedah,” pesannya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator.

Salah satu peserta, Ambara Raihan, bertanya tentang fenomena anak usia dini yang sudah lihai berinternet dan menggunakan bahasa yang kurang santun, serta sejauh mana lembaga di Indonesia memberikan batasan penggunaan media sosial bagi anak-anak.

Aris menyampaikan bahwa pendidikan karakter penting diajarkan di usia dini, diantaranya sopan santun dan bahasa. Ia juga mengutip Thomas Lickona yang menyatakan bahwa
salah satu tanda kehancuran bangsa adalah penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk.

Dalam acara tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta.

Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/
dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus
untuk wilayah Sulawesi.***JR/SR.

 

Editor: Sarwono

 

 

 

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment