Hal-Hal ini Tidak Membatalkan Puasa, Tapi Bisa Merusak Pahala Puasa

15 Apr 2021 Al-Islam
Hal-Hal ini Tidak Membatalkan Puasa, Tapi Bisa Merusak Pahala Puasa

Puasa di bulan Ramadan adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim yang beriman, yang tujuannya mendapatkan derajat taqwa. Dengan melaksanakan amal ibadah mulia ini seorang hamba akan senantiasa mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT.

Dalam pelaksanaan puasa, umat muslim dituntut untuk menahan segala macam godaan, baik itu lapar dan haus, serta hawa nafsu.

Ustadz Adi Hidayat Lc MA, dalam ceramahnya memaparkan dalam berpuasa seorang hamba akan diuji oleh Allah SWT sejauh mana kesungguhan dalam menunaikan ibadahnya. Karena, fitrah kehidupan akan selalu bersanding dengan tantangan.

Ustaz Adi mengatakan, sesuai rumusnya, ujian datang bukan ingin mempersulit seseorang dalam menjalani aktivitas. Akan tetapi, sesungguhnya tantangan ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas seorang hamba di hadapan Allah SWT.

"Fitrah setiap aktivitas, setiap ibadah, tentunya ada tantangan. begitu juga saat berpuasa. Orang sukses pasti ada tantangan, orang sukses pasti ada ujian. Anak SD saja mau lulus SMP pasti ada ujian. Kalau tingkat pendidikan dasar saja ada tantangan ujian supaya sukses maka bagaimana dengan kehidupan yang kompleks," kata Ustaz Adi, dikutip dari chanel YouTube pribadinya, Adi Hidayat Official.

Ustadz Adi juga menjelaskan, Nabi Muhammad SAW bersabda, ada sejumlah perbuatan yang dapat merusak puasa. Di antaranya berkata kotor, berlaku bodoh atau bertindak yang tidak pantas, berselisih atau provokasi, mencaci atau mencela, hingga berbohong atau membuat hoaks.

Ustadz Adi menyampaikan dalam hal ini, tantangan konsumtif atau yang bersifat biologis tak disampaikan secara spesifik. Lantaran tantangan konsumtif hingga biologis disebut hal yang membatalkan puasa.

Sementara tantangan yang disebut perusak puasa adalah yang bersifat tidak disadari hingga akhirnya mampu merusak pahala puasa bagi orang yang melakukannya.

"Ada bedanya membatalkan dan merusak. Kalau membatalkan, seketika puasanya gugur mesti diganti di hari lain. Kalau yang merusak belum tentu puasanya batal. Seseorang merasa puasanya masih lanjut padahal rusak. Artinya pahalanya berkurang karena dikurangi oleh perbuatan-perbuatan buruk ini," kata Ustaz Adi.

Karenanya Ustaz Adi menyampaikan, puasa memang bermakna menahan diri dari hal-hal yang membatalkan sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu magrib).

Namun, bagi umat muslim yang menjalankan puasa tidak hanya melakukan itu saja. Seorang muslim sedianya harus waspada terhadap hal-hal yang dapat merusak pahala puasa.

"Contoh berkata kotor atau jorok, gibah, gosip, dan seterusnya. Bayangkan mengerjakan keburukan ini pahalanya dikurangi 25%. Kemudian kalau mencaci dikurangi lagi 25%, saling mencela kurangi lagi 25%, bikin hoaks atau buzzer hoaks dipotong lagi 25%. Jadi awas, hati-hati, profesi di Ramadan dosanya bisa berlipat,” jelas Adi.

“Anda bayangkan kalau mengerjakan empat keburukan ini saja, 100% pahala habis. Gak dapat apa-apa. Apalagi kalau ditambah lagi dosa lainnya. Makin minus pahalanya," tambahnya.

Menurut ustadz Adi, seorang muslim yang berpuasa hendaknya berhati-hati agar upayanya menahan diri sejak subuh hingga magrib tidak sia-sia. Secara umum, orang tersebut mesti mengendalikan hawa nafsu.

Bahkan lebih baik diam demi menghindari perkataan dan perbuatan yang percuma. Sebab berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus." (HR. Ath-Thabrani).

"Sudah tahan lapar, sudah haus gak minum, udah gitu nambah dosa. Ini lah mungkin yang dimasudkan Nabi Muhammad SAW yang menyebut, tidak sedikit nanti orang berpuasa karena tidak bisa menghadapi tantangan dengan baik, dia tak mendapat apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja". Ini lah yang paling bahaya," papar ustadz Adi.

Oleh karenanya menurut Ustaz Adi, sudah sepatutnya umat muslim mengetahui apa saja perbuatan yang dapat merusak pahala puasa Ramadan. Sebab Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh, jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa,” (HR. Al Bukhari).

"Jadi rumus cepat menghadapi ini semua, Nabi SAW cuman memberikan satu kalimat saja. Kata Nabi Muhammad SAW, kalau Anda dihadapkan pada hal yang seperti ini, katakan pada diri kita 'Saya sedang puasa'. Kalau perlu diulangi. Hal ini untuk menguatkan supaya kita ingat sedang puasa jangan sampai gugur, jangan sampai hilang pahala, jangan sampai batal," terangnya.

Berikut 5 jurus jitu agar pahala puasa tidak rusak: 

1. Wajib menjauhkan diri dari perbuatan dusta.
2. Menghindari ghibah (menyebutkan kejelekan orang lain).
3. Dilarang melakukan namimah (mengadu domba).
4. Melaknat atau mendo’akan orang yang tidak baik dan mencaci-maki.
5. Diharuskan menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram.

Kata ustadz Adi, prinsip dasar ketika kita ingin mencapai tujuan dengan sempurna dalam hal ini kita mendapatkan paha puasa ramadhan yang sebanyak-banyaknya kita harus tahu benar hal-hal yang merusak pahala puasa Ramadhan bahkan membatalkan puasa Ramadhan.  ***JR/Srw.

 

Editor: Sarwono


 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment