- Berkah Ramadhan, Lion Parcel Catat Volume Pengiriman Barang Meningkat 30 Persen
- Diduga Kuat Merugikan Negara, Tiga Lembaga Laporkan Menteri LHK ke KPK
- Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS): Potensi dan Optimalisasi di Indonesia
- Inilah Karir Paling Menjanjikan Buat Milenial & Gen Z Masa Depan
- Acer Smart School Awards 2022 Turut Bangun Dunia Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- Yang Muda Yang Berkarya, Mahasiswa Universitas Pertamina Punya Hak Cipta
- Erajaya Gelar Gadget Invasion Week 2022,Suguhkan Produk Terlengkap Brand Terkemuka
- Catat Zero Accident, PT Pertamina Hulu Energi & Hulu Rokan Apresiasi Kinerja HSSE Elnusa
- Inilah Keuntungan Memakai TWS yang Harus Kamu Ketahui
- Mahasiswa Universitas Pertamina Berikan Solusi Produk Kemasan Ramah Lingkungan
Masyarakat Indonesia Rugi 117 Triliun, Inilah Tips & Trik Terhindar dari Investasi Bodong

Belakangan, ramai terungkap berbagai kasus investasi bodong dengan iming-iming profit besar. Satgas Waspada Investasi (SWI) mengatakan, investasi bodong sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia. Dalam rentang waktu 10 tahun terakhir (2011-2021), jumlah kerugian masyarakat akibat investasi bodong mencapai 117 Triliun Rupiah.
Maraknya kasus investasi bodong membuat para investor merasa khawatir. Padahal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, hingga akhir Kuartal I 2022, terdapat peningkatan jumlah investor yang didominasi oleh gen z dan milenial hingga menembus angka 8,3 juta. Jumlah ini meningkat 12,13 persen dari posisi akhir tahun 2021 lalu.
Pakar ekonomi Universitas Pertamina, Achmad Kautsar M.Si., membagikan tips dan trik terhindar dari investasi bodong, khususnya untuk para investor pemula.
“Pertama dan yang paling utama, pastikan lembaga atau perusahaan investasi terdaftar di OJK. Kemudian, cek dokumen perizinannya, pelajari laporan keuangannya, dan ketahui bagaimana ia memasarkan produk investasinya,” ungkapnya dalam wawancara daring, Jumat (15/04/22).
Dosen Program Studi Ekonomi Universitas Pertamina tersebut juga menghimbau kepada para pelaku investasi, agar senantiasa mewaspadai iming-iming keuntungan yang besar dalam jangka waktu singkat.
"Dan waspadai lembaga atau perusahaan investasi yang selalu menjanjikan keuntungan tanpa melihat risiko. Karena setiap investasi pasti ada risiko kerugian,” tuturnya.
Sementara itu, dalam konferensi internasional besutan Universitas Pertamina (UPER) bertajuk ‘International Conference On Contemporary Risk Studies (ICONICS-RS)’, Director of Research Group, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Herman Saheruddin, mengatakan, investasi akan aman selama nasabah melindungi investasinya. Terlebih, tren penyimpanan dana di bank untuk tabungan dan investasi mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.
“Di LPS misalnya, simpanan nasabah dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, akan dilindungi sampai dengan total 2 Milyar Rupiah selama memenuhi syarat dan ketentuan dari LPS,” jelas Herman dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (31/03) dan Jumat (1/4) tersebut.
Herman juga mengatakan, ekonomi Indonesia yang tumbuh sebesar 3,69 persen di tahun 2021 lalu, membawa angin segar bagi para investor.
“Capaian ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Sementara itu, di tengah tekanan inflasi di berbagai negara maju, laju inflasi Indonesia pada tahun 2021 juga masih terkendali pada level yang rendah dan stabil,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Senior Vice President Risk Management, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Ety Yuniarti mengatakan, di sektor perbankan berbagai strategi manajemen risiko telah dilakukan guna menghadirkan iklim investasi yang sehat. Namun, tak dipungkiri berbagai tantangan akibat ketidakpastian kondisi pasca pandemi masih perlu diwaspadai.
“Tantangan yang paling dirasakan adalah perubahan perilaku pelanggan, peraturan dan kebijakan yang sangat cepat. Ditambah, lingkungan eksternal yang sangat dinamis. Membuat pengembangan manajemen risiko di sektor perbankan juga harus dilakukan dengan cepat,” imbuhnya.
Konferensi bertema ‘Contemporary Risks Studies on Business, Economics, Communication, and International Relations during COVID-19 Pandemic’ tersebut, turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto,; Menteri Dalam Negeri RI, Jenderal Polisi (Purn.) Muhammad Tito Karnavian dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno.
Bagi siswa-siswi yang tertarik dengan perkembangan ekonomi nasional dan global, dapat bergabung di Program Studi Ekonomi Universitas Pertamina. Saat ini, kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut sedang membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor (Non Tes) dan Ujian Masuk Online untuk Tahun Akademik 2022/2023.
Universitas Pertamina juga menyediakan beasiswa dengan nilai total mencapai 16 Milyar Rupiah. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran. ***JR/Won.
Editor: Sarwono