Sambal Bu Nik Makin di Gandrungi, Sajikan Keunikan Kuliner Nusantara

24 Nov 2022 Kuliner
Sambal Bu Nik Makin di Gandrungi, Sajikan Keunikan Kuliner Nusantara

TANGSEL - Bisnis kuliner seperti cafe dan restoran kembali bangkit pasca-pandemi Covid 19. Wirausahawan tengah berlomba meracik inovasi dengan ide dan kreasi terbaru untuk mengais cuan di sektor Industri kuliner.

Peluang kuliner ini, salah satunya disasar pecel lele Sambal Bu Nik yang pertama buka di kawasan Jatiasih, Bekasi. Ternyata kehadiran Sambal Bu Nik ini banyak diminati dan diterima masyarakat. Melihat peluang pasar yang menggiurkan, Sambal Bu Nik membuka cabang kedua di Ruko Pamulang Permai, Tangerang Selatan.

Untuk mengenalkan dagangannya, Direktur Marketing Sambel Bu Nik,  Ahmad DS mengatakan, hanya berbekal marketing organik, pasang spanduk dan papan nama yang besar, posting feed story Instagram, Fecebook, dan Tiktok, tanpa iklan berbayar, bisnisnya langsung melejit.

"Saya maunya kayak pecel lele tenda buka outlet aja. Gak usah ada acara macem-macem, promo macem-macem. Kita test orang datang apa gak, dan hasilnya dalam hitungan hari omzetnya langsung meroket, sudah setara dengan Sambel Bu Nik Jatiasih yang buka pertama," kata Ahmad, di Pamulang, Tangsel, Rabu (23/ 11/2022).

Lebih lanjut Ahmad menuturkan konsep Sambel Bu Nik hanya mengandalkan 2P saja yakni: Product dan Place. Sambel rampainya sebagai primadona beserta pilihan 25 lauk yang bikin "lapar mata" dan pilihan lokasi outlet yang strategis.

"Lokasinya jangan sampai salah, kalau ada lokasi bagus saya akan bayarin berapapun harga sewanya, karena gak mungkin lokasi bagus harganya murah dan gak mungkin murah lokasi yang bagus," tegas Ahmad.

Sedangkan Price dijadikan "gimmick" saja dengan menuliskan di spanduknya "mulai Rp. 10.000" yang memberikan kesan murah. Nyatanya hampir tak ada pelanggan yang memanfaatkan menu Rp 10.000-an itu, entah karena "laper mata" atau gengsi karena sajiannya yang prasmanan.

"Saya perhatikan selama sebulan ini, pelanggan awalnya masuk kebanyakan terprovokasi oleh kata Sambel Bu Nik Rp. 10 ribu dan ternyata benar resto terlihat ramai pengunjung," tuturnya.

Berbeda dengan resto pecel lele lainnya, Sambil Bu Nik punya keunikan tersendiri.  Sambal Bu nik menyajikan 25 macam lauk, diantaranya: Aneka ayam, Bebek, Aneka Ikan Segar, Belut, aneka pepes dan macam-macam ikan asin. Kecuali ikan asin, semua disajikan dalam kondisi segar (belum pernah masuk Freezer).

Pelanggan bisa pilih sendiri lauknya dan bisa langsung melihat atraksi pegawai ngulek sambal, yang pastinya  sambalnya selalu baru.

"Sambal Bu Nik memang berbeda dengan yang lain, karena racikan sambalnya mulai dari cabe, bawang, tomat, terasi sampai garamnya diambil dari bahan-bahan pilihan dan berkualitas tinggi khas nusantara, yang mungkin belum ada di pecel lele lain," ungkap Ahmad.

Sambal Bu Nik juga menyediakan aneka daun lalapan melimpah dan gratis seperti: terong ungu, daun popohan, kubis, kemangi, daun petai muda, ketimun, selada, Sedia juga menu special petai hutan atau kabau atau jaling jaling, yaitu petai langka yang diambil dari hutan Sumatra.

"Untuk Nasinya kami menggunakan beras kelas premium yang harum dan pulen. Nasinya juga kami sediakan gratis, ambil sendiri sekenyangnya, kalo kurang bisa nambah," kata Ahmad.

Sambal Bu Nik Buka Peluang Investor

Untuk menjaga standar kualitas produk dan layanan, sudah betul pilihan Sambel Bu Nik dengan sistem kemitraan swakelola, dimana investor tidak terlibat dalam.pengelolaan bisnis. 100% bisnis dikelola manajemen Sambel Bu Nik.

Investor tinggal menikmati bagi hasil 50% dari nett profit setiap bulannya. Bagaikan punya deposito di bank, tinggal nunggu transferan masuk ke rekening.

"Saya yakin dengan dukungan manajemen operasional yang kokoh, dan dengan leadership yang "steady" Sambel Bu Nik akan melaju bukan hanya kencang namun konsisten dengan ekspansi cabang yang terukur. Hanya 1 cabang dalam 1 bulan dan sementara hanya fokus di Jabodetabek," ujar Ahmad DS.

Ahmad sangat menyadari, tentu saja di setiap bisnis ada risikonya. Kalau pun tidak mencapai target, manajemen dan investor akan memindahkan lokasi usahanya ke lokasi yang lebih prospek dengan sistem gotong royong.

"Ini jarang ada di sistem kemitraan manapun, biasanya kalau rugi dan mau pindah lokasi itu urusan mitra, pemilik merek gak mau tahu," ujarnya.

Manajemen Sambel Bu Nik juga cukup berhati-hati karena hanya sebagian outlet yang akan dilepas kepemilikannya ke investor. Sebagian besar outlet dimiliki sendiri. Ini tentunya strategi cerdas untuk mengamankan keberlanjutan bisnis dan "bergaining power" dengan investor.

"Kalau manajemen punya outlet sendiri dalam jumlah banyak maka mitra investor akan lebih percaya dan tenang. Berarti pemilik merek sangat yakin dengan prospek bisnisnya," tutur Ahmad.

Dalam waktu dekat Sambel Bu Nik akan kembali membuka cabangnya di Citayam Depok, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Sawangan Depok dan Bekasi. Untuk informasi terkait investasi bisa menghubungi Ahmad DS, Direktur Marketing  Sambal Bu Nik. Hp/Wa.me/62-85282663172

"Total investasinya sekitar Rp 450 juta untuk paket usahanya,tapi itu tergantung harga sewa tempatnya," pungkasnya. ***JR/Sr.

 

Editor:Sarwono




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment