
- Inilah Tips Jitu Bikin Konten Menggunakan Fitur Smartphone
- Sinarmas Asset Management Raih 6 Penghargaan Manajer Investasi Terbaik
- Promo Cashback 100% SeaBank di HokBen Balik Lagi, Catat Tanggal & Ketentuannya
- PN Jakarta Selatan Tolak Eksepsi Kompetensi Absolut yang Diajukan HITS
- PT Erablu Elektronik Resmikan Gerai ke-7, Kini Erablue Hadir di Depok
- TECNO Secara Global Luncurkan PHANTOM V Flip 5G: Flip in Style & Perfect in Pocket
- Saksikan Indonesian GP 2023: Side Event Seru Tanpa Tiket Tambahan
- Persiapan Indonesian GP 2023, Lintasan Pertamina Mandalika International Circuit Dicat Ulang
- Pertamina Sustainability Academy Bentuk SDM Mumpuni Untuk Capai Target Net Zero
- Ungkap Seni Berkendara Premium, Mazda Indonesia Tampil di GIIAS Series Surabaya 2023
Wow, Mahasiswa UPER Kembangkan Skrining Diabetes Dengan AI

Keterangan Gambar : Foto bersama para pemenang dan juri dalam Final Presentasi IARC Hackathon 2023, Sabtu, 14 Januari 2023 di Universitas Gunadarma, Kampus K Karawaci.
Jakarta - Tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) mencatat terdapat 537 juta orang dewasa usia 20 sampai 79 tahun di dunia menderita penyakit diabetes. Indonesia sendiri berstatus waspada, menduduki posisi kelima jumlah pengidap diabetes terbanyak di dunia. Pada tahun 2021, jumlah penderita diabetes di Indonesia naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya hingga mencapai 19,47 juta.
Celakanya, data WHO menyebut setengah penderita tak menyadari mereka telah mengidap diabetes. Alhasil penyakit gula ini menjadi penyebab 236 ribu kematian di Indonesia sepanjang 2021.
Guna memudahkan masyarakat memeriksa diabetes, Fadhlan Adha, Sukri Alfian dan Ahmad Fauzi, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Universitas Pertamina, mengembangkan platform purwarupa berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bernama “DIA-BEAT: Smart Eye Screening for Diabetic Retinopathy Detection.” Platform berbasis web-app tersebut digunakan untuk mendeteksi dini diabetes tipe 1.
Diabetes tipe 1 diakibatkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin. Umumnya diabetes tipe 1 yang sudah komplikasi akan turut mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di bagian mata.
Pemeriksaan awal pada penderita diabetes tipe 1 dilakukan melalui tes pengambilan darah di laboratorium, serta pemeriksaan retina dan saraf mata. Namun inovasi Fadhlan Adha dkk, membuat skrining cukup melalui pemeriksaan mata yang bisa dilakukan sendiri. Mudah, dengan hasil pemeriksaan yang cepat dan akurat.
“Melalui platform DIA-BEAT, masyarakat bisa melakukan skrining mata normal atau bergejala diabetes. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi DIA-BEAT, mengunggah gambar mata, dan melakukan skrining mata. Jika ditemukan bintik putih, pembuluh darah yang tidak beraturan, atau bercak darah pada area mata, maka hal tersebut terindikasi diabetes," jelas Fadhlan.
Ia menambahkan, jika terindikasi menderita diabetes tipe 1, maka pengguna akan diminta untuk mengurangi asupan gula, berolahraga, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasil rekomendasi skrining dapat diunduh dan dikirimkan ke email pengguna.
Dr. Eng. Muhammad Abdillah sebagai dosen pembimbing memaparkan bahwa akurasi hasil deteksi diabetes melalui DIA-BEAT mencapai 99 persen. “Program aplikasi tersebut cukup akurat untuk deteksi. Sehingga ke depan dapat dikembangkan melalui kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia untuk mendapatkan data lebih banyak. Agar meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan DIA-BEAT,” ujarnya.
Inovasi ini membawa Fadhlan dkk menyabet gelar juara ketiga di gelaran acara Indonesia Artificial Intelligence Research Consortium (IARC) Hackathon 2023. Kompetisi ini merupakan program akselerasi strategi nasional dalam menerapkan AI di Indonesia.
Pengembangan platform DIA-BEAT tersebut menggunakan super komputer NVIDIA DGX-A100 yang difasilitasi oleh IARC-DIKTI. Super komputer AI yang berperan untuk menguji data dan memvalidasi model platform tersebut.
Umumnya dalam proses pengujian dan validasi data yang terdiri dari ribuan data akan membutuhkan waktu yang lama. Menggunakan NVIDIA DGX-A100, proses tersebut hanya memakan waktu 1 sampai 2 menit.
“DIA-BEAT juga memiliki kelebihan lain seperti aksesibilitas pengujian yang lebih mudah, proses akuisisi dan analisis yang cepat, konsisten, serta dapat diunduh oleh pengguna,” tambah Fadhlan.
Bagi siswa SMA yang tertarik membangun karir dalam pengembangan teknologi AI, dapat bergabung dalam program studi Teknik Elektro maupun program studi Ilmu Komputer di Universitas Pertamina. Saat ini Universitas Pertamina sedang membuka pendaftaran Ujian Masuk Online Periode Januari 2023. Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat melalui laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id ***
Editor:Sarwono